Laman

Kamis, 21 Oktober 2010

Lama-kelamaan, peran manusia akan digantikan oleh robot. Tiba saatnya nanti, saat AI seperti robot ‘hidup’ untuk manusia, manusia mungkin tidak perlu lagi beranjak, tidak perlu berkomunikasi, tidak perlu repot-repot karena mereka hidup di dunia terotomatisasi. Aspek sosial mulai hilang, manusia mungkin cukup mengutus perwakilannya yaitu robot untuk mengurus kehidupan. Hidup manusia mungkin pada akhirnya diwakili oleh robot, nilai hidup akan menjadi begitu rendah.
Karena sebuah AI yang sempurna memiliki apa yang dimiliki manusia, aku penasaran apa jadinya jika robot-robot itu menggila seperti yang dieritakan dalam film iRobot. Tapi AI bukan cabang ilmu yang akan menghancurkan hidup manusia. Ilmu ini diperlukan manusia demi kelangsungan hidupnya. Ini bukan sebuah dilema, ini keharusan yang harus di lakukan manusia untuk berkembang dan mengusahakan kehidupan yang lebih baik.
Menurutku, manusia tidak bermain-main sebagai Tuhan. Manusia bekerja dengan akal budinya untuk Tuhan. Tidakkah Tuhan akan senang melihat anak-anakNya meraih kehidupan yang lebih maju, yang justru meningkatkan nilai mereka sebagai manusia?
off-topic: peneliti domba-domba dolly juga tidak berdosa, mengapa ditentang? mereka mengusahakan kebaikan.
Karena itu dalam industri selalu ada kode-kode etik. Melanggar kode-kode etik inilah yang juga melanggar batas-batas kemanusiaan yang sudah ditetapkan Tuhan. well, it’s merely a writing, it’s yours to decide whether it’s good or bad.
kutipan: http://immoz.wordpress.com/2008/06/27/manusia-dan-artificial-intelligence/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar